Legenda Danau Ulak Lia,Kab.Musi Banyuasin

Legenda Danau Ulak Lia

sekapur sirih

Danau Ulak Lia terletak di Kelurahan Soak Baru Kecamatan Sekayu, tepatnya terletak di seberang Kota Sekayu yang berjarak ± 2,5 KM, dengan luas ± 75 Ha. Untuk mencapai lokasi Danau tersebut transfortasi cukup lancar dapat ditempuh melalui jalan darat dengan waktu tempuh ± 20 menit. Panorama Danau ini cukup indah dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang dan suasana yang masih alami. Pada musim hujan Danau ini akan tampak lebih indah karena air Sungai Musi yang pasang dan menggenangi seluruh permukaan danau ini. Danau Ulak Lia adalah objek wisata yang akan menjadi andalan Kabupaten Musi Banyuasin karena letaknya yang tidak jauh dari pusat Kota Sekayu.
wilayah danau mempunyai lokasi cukup strategis, karena jarak dari dari pusat kota dapat ditempuh sekitar 3 km, yang terletak di tepian Jalan Sekayu-Pendopo-Muara Enim.
Belum diketahui pasti asal nama “Ulak Lia”. Namun keterangan yang dihimpun dari beberapa warga asli setempat, Ulak berarti pusaran air, sedangkan Lia merupakan anak gadis yang meninggal di dalam pusaran danau . Konon akibat peristiwa ini warga setempat memberikan nama danau dengan danau Ulak Lia.
Secara umum topografi di sebagian besar wilayah danau merupakan tanah dataran rendah yang tergenang air pasang. Wiayah perairan inti danau dengan luas mencapai 50 hektar merupakan bagian yang paling rendah, sehingga areal ini selalui tergenang air sepanjang tahun. Keistimewaan danau ini sebagai obyek dan daya tarik wisata terutama terhadap keunikan fisik perairan danau yang mempunyai bentuk menyerupai “tapal kuda”. Bentuk yang unik ini kemungkinan terjadi oleh adanya proses sedimentasi aliran Sungai Musi pada masa lalu. Namun keunikan bentuk perairan danau ini hanya dapat disaksikan pada waktu tertentu, tidak dapat disaksikan sepanjang tahun karena sangat tergantung dengan hidrologi di wilayah tersebut.

Kejadian ini terjadi pada tahun -+1928 M ,di dusun SUAK /Gangsiran lama hiduplah gadis cantik jelita bernama MALIA(Lia) BT Marhan Bin Samat Bin Jaid,karena kecantikannya itu membuat Bujang (Pemuda) Dusun banyak menaruh hati padanya,sampai pada suatu hari ada orang yang ingin memperistri Lia,orang tersebut bernama Mat Jitu/Mat Bengkok Bin Jamak,tapi sayang Lia tak menaruh hati padanya.

Mat Jitu :

Lia alangke rengke nia ulas nga,cantik nia bak bidadari,galak dak sekire’nye nga jadi biniku?

Lia :

Maafke aku ,..aku dak pacak nerime kendak tuanku

Mat Jitu :

Berarti nga nolakku Lia,..ingat Lia,nga pasti nyesal nolak Mat Jitu ughang gek Paling Sugih Di dusun ikak,...ingat itu Lia(Mengancam)

Setelah kejadian itu mat Jitu Menemui Dukun yang Hebat,ia berniat untuk menyantet lia.

Dukun :

Aku la tau ape kendak nga ,.aku saranke tuntutlah gadis laen ,..die dak galak dingen ughang yang bewatak bejat nyeragi nga.

Mat Jitu :

Kalu memang die dak galak,..tolonglah aku ,.santet Lia,buat awaknya gatal,banyak panu,kidasan,cacar bau busuk !,.biar dak suek lagi gek nak marak die lagi

Dukun :

Hem,...ape la nga pikirke matang-matang kendak nga tu??

Mat Jitu :

La dem,.berenggotla,.lakuke,..agek ku bayo mahal kalu la behasil

Dukun :

Hai penguasa alam kegelapan,..setan dedemit,genderuwo,..jadikela Lia awaknye busuk ,kidasan banyak panu(Mengucapkan Mantra),mikak balekla,..ape kendak nga la ku lakuke..

Mat Jitu :

Mekasih

Gara-gara cinta di tolak ,Malia pun di Santet di sekujur badannya timbul penyakit semacam cacar berbau busuk sehingga wargapun merasa terganggu dan mengusir Lia untuk keluar dari Dusun Suak,maka dengan bersedih hati ayahanda Lia dan ibunya pun mengungsikan Lia tepatnya di pinggiran danau,di sanalah dia di asingkan hidup sebatang kara bersama penyakit yang ia bawa.

Marhan :

Anakku Liamaafke Umak Serte Bak nga ,..bukan niat kami nak ngusir dai umah serte dusun ikak,tapi demi kebaekan nga,.bak takut masyarakat jadi murka mbunuh kitek sekeluarga,jadi kami sepakat nak ngungsike nga di parak Danau ,.kalu agek la sembuh pasti kami jemput anakku

Lia :

Umak,..Bak,.kalu itu buat kebaekan kitek galek ,Lia Rela idup dewean di situ.

Mendengar kabar Lia di ungsikan dari dusun ,mat Jitu begitu senang,apa yang ia inginkan terlaksana.

Mat Jitu ;

Lia,...haha,..ha.ha..asekke lia ,mikak dak suek lagi gek linjang dingen nga,ribang atiku ndengo kabar ikak..

Hari telah berganti hari,bulan,bahkan tahunpun telah berlalu tapi penyakit Lia tak juga sembuh ,ia begitu putus asa tak kuat lagi menahan penderitaannya.

Lia :

Wahai penguasa danau ikak tolonglah aku,aseknye ku dak tahan lagi idup dingen penyakit cak ikak,lebih baek aku mati...

Kemudian tampak lah buaya besar berwarna kuning keemasan,ia adalah jelmaan penunggu danau tersebut.tampak dari kejauhan ada orang yang sedang mancing melihat kejadian tersebut,ia melihat Lia di makan Buaya dan di bawa kedasar Danau,dengan bergegas ia mengabarkan kepada keluarga Lia bahwa ia telah di makan Buaya,seluruh masyarakat dan keluarganya pergi ke danau tersebut.

Sarimon(Ibu Malia) :

Ikak kan gek kamu kendakke ,...anakku la mati,kamu galek pasti senang kan??

Masyarakat :

(Tampak menyesal) kalu kejadiannye jadi cak ikak,kami nyesal nian,.kami dak tepikir kalu mikak akhirnye,selame idup Lia baek dingen kami,tapi karne awaknye busuk kami takut penyakitnye nyebar ke masyarakat laennye.

Marhan :

Daun cempedak la jadi Daun Cempedak dak mungkin jadi api,dak usah di sesal lagi,segalek la dia atur tuhan.

Dengokela galek ughang dusun demi mengenang name anakkku gek mati di tempat ikak,danau ikak aku enjuk name”DANAU ULAK LIA”

Jenazah Lia pun di temukan masyarakat,kemudian di kuburkan di pinggiran danau tersebut.

Konon dalam percintaan Lia,ia jatuh hati pada Munap bin Mutasip,setelah Lia Meninggal Munap menikah dengan Mahiba BT Anangya.

Nara sumber: Aminin Trio Amigo,Romadoni,S.Sos.M.Nasir,S.Pd

Penulis:Suwandi,S.H(Wandijeger)

0 komentar:

Posting Komentar