Naskah Sedekah Bomi

Sedekah Bomi
“Musi Banyuasin”

Create:Suwandi S.H
Sutradara : Udit
Astrada : Wandi

Sinopsis cerita per-Adegan

Adegan 1
= di sebuah dusun terjadi bencana mewabahnya penyakit gatal pada masyarakat,Tampak sejumlah orang baik itu laki-laki maupun perempuan,tua ataupun muda.menahan rasa gatal yang amat sangat ,menyerang seluruh anggota tubuhnya,mereka berteriak-teriak kesakitan,menangis,dan ada yang ingin bunuh diri karena tak kuasa lagi menahan sakit yang bersarang di kulitnya =
Adegan 2
= munculnya seorang kakek tua bernama “puyang burung jauh”,sambil berkata :
" ikaklah akibat dai keserakahan nga-nga galek (sambil menunjuk pada mereka semua),..la di enjuk belimpah hasil panen tapi dak olah bersyukur,…..ubahlah carek lame,kitek la kene reko,….mikaklah mon nak besyukur ,..oi besame kitek besedekah bomi"=
Adegan 3
Benih Padi Pun yang akan ditugal harus diangkut ke ladang sebelum matahari memancarkan sinarnya, lalu ditanam (tugal) sebelum matahari condong ke Barat. Dalam tradisi keluarga yang hendak melakukan Nugal sebelumnya melakukan ritual untuk memastikan “hari baik” untuk menugal benih tersebut. Hal lain yang penting untuk perhatikan, adalah memastikan tidak adanya pertanda alam yang buruk serta aral merintang. Jika pada saat hendak melaksanakan ritual terjadi tanda-tanda alam tak baik semisal bertemu ular besar, dahan kayu patah tiada sebab, terdengar bunyi burung tertentu menurut keyakinan mereka pertanda tidak baik, maka ritual akan ditunda. Oleh sebab itu, ritual ini memiliki arti besar dalam kegiatan berladang terutama waktu musim tanam (nugal).
( Budaya gotong royong memang sangat kental dalam masyarakat Musi Banyuasin, salah satunya adalah dalam acara nugal, musim kemarau adalah saat musim nugal, yaitu acara menanam padi di ume(huma) talang yang dilakukan secara bergotong royong dengan cara melubangi tanah dengan alat tugal kemudian di isi dengan benih padi, dalam satu hari biasanya ada dua atau tiga ume yang di tugal, tiap anggota keluarga biasanya dibagi-bagi menyebar untuk ikut masing masing ume, Orang orang yang membantu nugal di ume berbeda-beda kepentingannya, selain sanak keluarganya yang membantu menyiapkan kince, ada orang yang ngambek ari, ada juga orang yang bayar nugal yaitu orang yang sudah lebih dulu mengadakan acara nugal ngambek ari pada orang tersebut, sehingga dia berkewajiban membayarnya dengan cara balas nugal, Selain kelompok yang tersebut diatas ada juga peserta tak resmi, yaitu para bujang gadis yang mencari pasangan. Biasanya yang punya hajat sengaja mendatangkan keluarga atau teman anak gadisnya dari luar kampung untuk memancing datangnya peserta tak resmi tersebut, semakin cantik gadis tersebut semakin ramai bujang yang datang).
= tampak sejumlah anak muda,perempuan dan laki-laki dusun sedang berkumpul untuk " Nugal" terlihat dari wajahnya yang ceria sambil melagukan sebuah Senjang :
"

Adegan 4
= setelah " Nugal" mereka tampak sibuk menghalau burung-burung yang akan memakan bibit padi tersebut( ditampilkan dengan "Tari Burung Putih" =
Adegan 5
= masa panenpun tiba,.sejumlah orang tampak gembira dengan membawa hasil panen =
Adegan 6
= kemudian muncul seorang kakek“puyang burung jauh”,.seluruh rakyat tertunduk dan meminta agar kakek tersebut melaksanakan sedekah bomi,untuk merayakan keberhasilan panen dan bersyukur atas berkah yang telah di berikan oleh yang maha Esa kepada mereka semua =

Adegan 7 ( Perlengkapan Sedekah Bomi *)
= seluruh warga tampak sibuk menyiapkan segala persiapan untuk melaksanakan sedekah bomi
Adegan 8
= Prosesi sedekah bomi pun dilakukan dengan di kepalai oleh kakek“puyang burung jauh” tersebut,suasana tampak hening dan hikmat ketika ritual tersebut di laksanakan =
Adegan 9
= tampak mereka bergembira setelah melaksanakan ritual tersebut,mereka berebut mengambil sisa dari sesaji yang di lemparkan oleh sang kakek“puyang burung jauh” tersebut untuk mendapatkan berkah agar di jauhkan dari bencana penyakit,dan sebagainya =


Adegan 10
= di tutup dengan nyanyi bersama-sama =
( tradisi Sedekah Bomi tetap di pertahankan dan dilaksanakan setiap 1 tahun sekali setelah panen,sebagai wujud warisan kebudayaan yang harus tetap di jaga dan dilestarikan sepanjang masa,meski peradaban jaman berubah karena arus modernisasi )

0 komentar:

Posting Komentar