Sendaratari:“ LEGENDA DESA RANTAU KASIH “

Sendratari

Penulis naskah : Suwandi S.H

Sutradara : Raden Soewandi

Ast.Trada : Jeger

Nara Sumber : Aminin Trio Amigo

Dayang Resiti

“ LEGENDA DESA RANTAU KASIH “

Di Desa Bumi Ayu ( Dulu di kenal dengan Tanjung Jati ) ada seorang gadis cantik bak bulan purnama bernama Dayang Resiti,ia Adalah Anak Dari AHMAD BASURI yang di kenal dengan nama Puyang Penyage.

  • Kecantikan Dayang Resiti Terkenal di sepanjang Dusun

Banyak pemuda yang mendekatinya

Berharap kelak menjadi kekasihnya

Tapi sayang Dayang Resiti Belum Melabuhkan Hatinya.

( Di isi Tarian )

  • Datuk Bagindo Sugih adalah pedagang Getah Gambir/Gambo dari Toman,Dan kedua anaknya bernama Rio Cikuk dan Rio Bauk

Mereka mampir sejenak di Bumi Ayu dan bertemu Dayang Resiti.

( Di isi Tarian )

Datuk Bagindo Sugih :

Dayang Resiti,..Rio cikuk ,die anak kesayanganku,

Die nak Bekanti ngen nga ¡!

Alangke baeknye kalu kamu badue serasan ngen

Sekate same kendak..?

(Dayang Resiti menyimpan jawabannya di dalam Hati,ia tak mau menyinggung perasaan Datuk Bagindo Sugih,kalau ia sebenarnya tidak menaruh hati pada Rio Cikuk).

Rio Cikuk :

Dayang Resiti Aku Ikak Bujang dai toman

Tetambat kate dingen ayo mengalir

Kalu adek galak bekanti ngen kuyung

Ai pasti tekenang sepanjang liku sungai musi

Dayang Resiti :

Kuyung, base babiduk dingen penganyo

Kalu nak bekanti!

dak ke biduk kelebu ke sungai musi

Amon itu niat baek kuyung

Aku setuju bae

  • Dengan para pemuda Dusun,Rio Cikuk Pergi ke desa Bumi Ayu untuk menemui dayang Resiti,iapun berniat untuk melamarnya.

( Di isi Tarian )

Rio Cikuk :

Saje datang beranyot ke Bumi ayu

Nak nelek Dayang Resiti

Saje betandang ngunde rasan

Nak melamar si Jantung ati

Dayang Resiti :

Kalu memang itu niat kuyung

Ade syaratnye?

Rio Cikuk :

Ape bae syaratnye Kuyung Pasti sanggup!

Dayang Resiti :

Gek pertamo,tuntutlah buah pinang sebeshok kelapo gading

Ke due,peda dagu ikan sepat setajau/sikok gentong

Ke tige,daun sirih tige lembar masing-masing selebar jelapang/tempat bersila

Ke empat,tungau semukun/semangkok

Ke lime,batang tebu menunjang langit

Ke enam,rotan sepanjang dari usun Toman ke Bumi Ayu

Ke Tujuh,kalu arak-arakan biduk bertabuh ngen permainan bola besi

Rio Cikuk :

Kalu cak itu nia syaratnye

Tunggulah beberape ari lagi

Kuyung pasti ngulang,nepati kendak Dayang Resiti

( Rio Cikuk Menyanggupi Persyaratan itu )

  • Merekapun menikah dan di arak melalui sungai musi dengan tujun dari dusun Bumi Ayu ke Toman,kira-kira 6 Km dari Buni Ayu dayang Resiti minta berhenti dan naik ke darat,kemudian berkata pada Rio Cikuk :

Dayang Resiti :

Kuyung Rio Cikuk,maafke aku

Aku nyesal,..aku malu dapat laki gek cacat

Kalu tongkat buluh ku ikak ngeluoke cabang berarti kitek dak betemu lagi,tapi kalu masih nyeragi semula berarti kitek sejudu

( Pergi )

  • Dayang resiti pun hilang/sirna tak berbekas sampai sekarang,tepatnya di hulunya desa Napal dan kemudian nama tempat tersebut di beri nama desa RANTAU KASIH.

RANTAU KASIH adalah Kejadian Dayang Resiti Pergi Menyesali Perkawinannya dengan Rio Cikuk.

Para pemain

  • Dayang Resiti
  • Datuk Bagindo Sugih
  • Rio Cikuk
  • Rio Bauk
  • Para Pemuda Dusun
  • Para Penari dengan Dayang Resiti
  • Masyarakat

Naskah :Limparan ngen Dayang Turik



Sinopsis Per-Adegan

Penulis Naskah : Suwandi S.H

Sumber :

· Buku sejarah Marga Sanga Desa oleh M.Oedji Anang

· Bapak Ardiman Dusun Ngulak

Sutradara:Udit

Astrada:Wandijeger

”Limparan ngen Dayang Turik”

(SEJARAH MARGA SANGA DESA)

Dipertengahan abad ke XVIII tersebutlah sebuah kelompok penduduk mendiami suatu daerah bernama ” Kinyau ” dengan ibu dusunnya bernama ” Rengas Gemuruh ” yang di pimpin oleh seorang yang bernama Syamsuddin ( Uding ) dengan gelar ”Dipati”.

Dipati syamsuddin berwatak keras ,garang dan bengis memimpin dusun Rengas Gemuruh bersama dengan seorang adik perempuannya yang sangat di manjainya bernama ”Dayang Turik” yang juga tidak kalah kejam dan bengisnya seperti kakaknya.sebagai kesibukan sehari-harinya Dayang Turik ini selalu bekerja Memintal Kapas untuk bahan tenunan di tepi sungai musi sambil bersenandung dan bernyanyi.

Adalah suatu tabu atau pantangan pada masa itu,bagi orang-orang pedagang-pedagang yang hilir mudik sungai musi melewati daerah kinyau itu.karena akan mengalami hal yang serba salah,yaitu bila mendengar Dayang Turik bernyanyi ,bila di sambut nyanyiannya akan mengalami muntah darah dan sebaliknya bila tidak di sambut atau di balas nyanyiannya akan menderita sakit keras,mati dan akan mendapatkan hukuman yang berat dari Dipati Syamsuddin.

Adegan 1

( tampak Limparan yang sedang bertapa di atas sebuah batu karang,pada malam pertama ia di goda oleh para syetan/Penunggu tempat tersebut,pada malam kedua ia di goda dengan datangnya perampok kaya yang membawa harta berlimpah menggodanya untuk bangun dari pertapaannya tapi limparan tak tergoda,pada hari ketiga ia di goda oleh siluman yang berparas cantik rupawan tapi limparan tak jua tergoda )

kakek tua=

:limparan,...anakku,sangkan bomi banyak nia godaanye,oleh kitek manusio mudah tegiur nafsu bomi,sangkan nga kusuruh semedi ai betape,oleh aku takut nga di budak nafsu bomi.....cegaklah,ikak la waktunye nga merantau ngamalke ilmu yang aku enjuk,...carila di situ kedamaian,..pegi la Limparan!!!!!!

(kakek tua itu memberikan Seruling sakti, Limparan pamit dan pergi meninggalkan dusun pasemah tersebut )

Adegan 2

( dengan para pengawalnya Dayang Turik ketepi sungai musi untuk Memintal Kapas dan bersenandung )

Dayang turik bertembang

Panjang la panjang ,sungai la musi

Air mengalir sampai ke sungsang

Nasibku malang belum berkanti

Rusak la pikir, serta melayang

Adegan 3

( kemudian sebuah rakit bambu betung menghanyut ke hilir sungai musi ,penumpangnya hanya seorang bernama limparan berasal dari daerah pasemah membawa seekor ayam Beruge,sebilah parang bergagang kayu manau serta sebuah serunai ( Suling ) yang sakti,lewatlah rakit tersebut melalui dusun rengas gemuruh ( Kinyau )justru pada saat itu dayang turik sedang sibuk melakukan perkerjaan rutinya sehari-hari memintal kapas untuk bahan tenun sambil bernyanyi dan bersenandung dengan asyik. Dan berbarangan pula limparan di atas rakitnya sambil berhanyut asyik pula meniupi serunai saktinya dengan membawakan lagu yang merdu dan mempesonakan sehingga membuat Dayang Turik terlena mendegarkanya, rakit limparan lewat dusun rengas gemuruh dengan tenang tanpa halangan ).

Dayang Turik =

Yung,....kuyung udin !!!! ( memanggil kakaknya)

Syamsuddin =

Ade ape oi adekku

Rengke nia nyeragi bulan purnama

Kalu tesenyum nyejukke atiku

Ape kendak manggil kuyung nga?

Dayang Turik =

Aku dak senang,..aku dak agam

Ughang itu la lancang nia

melewati tempat aku besenandung!!!!

Syamsuddin =

( dengan nada marah ) kuremuk tulangnye,.ku isap darahnye kalu die mengganggu kesenangan adekku nan cantik jelita….pengawalku,tangkap ughang tu?????( terjadilah perkelahian,dan akhirnya pengawal tersebut kalah)

Limparan =

( dengan kesaktiannya iapun meniup suling saktinya sehingga Dipati Syamsuddin terpesona dan lunak hatinya,maka di angkatlah ia menjadi penasehat Dipati Syamsuddin )

Limparan :

‘Aku ikak Limparan dai dusun Pasemah

Ai dai jauh Nuntut ketenangan ati

Kalu tuan teasek teganggu

Maafke ku gek lancang mengusik ketenangan tuanku”

Dipati syamsuddin :

“Begitu kagum aku nelek nga hai Limparan

Kesaktianmu tiada tanding

Bolehkah aku Dipati udin mengangkatmu

Kau begitu layak jadi penasehatku”

Limparan :

“dai juah rakitku beranyot

Singgah di dusun rengas gemuruh

Dak sanggup aku menentang nasib

Seandainya aku layak ,ku abdike untuk tuanku”

Adegan 4

( ternyata diam-diam di hati Dayang Turik tumbuh cinta untuk Limparan,ketika ia duduk sendirian di pinggiran sungai musi betapa terkejutnya,datang sosok manusia jadi-jadian” Anjing Hutan” mencoba untuk membunuh dayang Turik,tapi sebelum Anjing hutan tersebut menggigit Tubuh dayang turik,..Muncullah limparan dan terjadilah perkelahian yang di menangkan oleh limparan,.betapa senang hati dayang turik karena ia telah terlepas dari bahaya,..dengan rasa cintanya dayang turikpun menyatakan perasaannya kepada Limparan)

Dayang Turik :

“Rakit bambu dai la hulu

Singgah berhenti di tepian

Alangke ribang di dalam atiku

Ge’ nolongku rupe’nye kuyung Limparan”

Limparan :

“Sengaja berdagang membawa rakit

Berisi sayur dan tembakau

sungguh tak baek jika Putri dayang Turik sendirian

banyak binatang buas yang merusak kecantikan tuanku”

Dayang Turik :

“seandainye kitek besatu ati

Ku harap ikak bukannye mimpi

Kalu la Bulan pasti bekanti malam

Kalu sejudu ai jadi harapan”

Adegan 5

( terkumpullah seluruh pemuka adat ,..limparan memberitahukan dan mengajak para orang-orang terkemuka untuk setuju :

1. Mendirikan dusun yang lebih mantap

2. Mengajak kelompok-kelompok kecil di pedalaman untuk membentuk jadi satu dusun

3. Mempersatukan dusun-dusun tersebut menjadi 1 marga

4. Sepakat menjadikan Dipati syamsuddin menjadi Pasirah

5. Membebaskan lalu lintas sungai musi untuk melancarkan arus perdagangan dan keperluan hidup penduduk

Merekapun setuju )

Limparan :

Adegan 6

( Datanglah sorang pemuda yang bernama Bujang Piamang,berniat untuk Menjadi pengawal dari Dipati Syamsuddin,tapi sebelum niat itu tercapai ia harus berhadapan dulu dengan Limparan,untuk mengetahui sebatas mana kekuatan Bujang piamang,...Setelah terjadi perkelahian ternyata keduanya sama-sama tak terkalahkan,akhirnya Dipati Syamsuddin Mengangkat Bujang Piamang untuk menjadi panglima Perang )

Bujang Piamang :

”Niat ati naik perahu

Menganyau dusun sampek ke menanjung

Niat ati besaje nak jadi pengawal tuanku

Kiranya dapat di terima niat baek hamba”

Adegan 7

( di undanglah Kepala-Kepala kelompok di pedalaman yaitu:

1. Dipati Kuto Pelangas

2. Dipati Manting

3. Dipati Ajan

4. Dipati Pagar Bunga

Mengajak mereka secara damai untuk pindah dan bertempat tinggal di tepian sungai musi,namun Dipati Pagar Bunga tidak mau bergabung,maka terjadilah perkelahian antara Bujang piamang dengan Dipati Tersebut,bujang Piamang pun belum bisa menandingi Dipati itu maka Limparan pun meniup serulingnya hingga Dipati tersebut menyerah dan mau untuk bergabung dalam dusun itu yakni dusun Ngulak)

Dipati Pagar Bunga :

”tiada senang kami bersatu

Lebih baek dusun jauh dai ughang”

Limparan :

”Tiada maksud memaksa

Kami mengajak membangun dusun

Biar beshak serte rame

Bekumpul besame di dusun Ngulak”

Dipati Pagar Bunga :

”niat baik tuanku kami tiada setuju

Lebih baek mengasingkan diri

Idak bekumpul dak ape-ape

Cak ikaklah kami

Adegan 8

( setelah melewati masa perjuangan yang cukup panjang ,dengan banyak memakan korban yang berguguran ,akhirnya berdirilah dengan mantap sejumlah dudun-dusun di sepanjang sungai musi yaitu : Dusun Ngulak

Sebelah Hulu terdiri dari :

1. Dusun prabumulih

2. Dusun air balui

3. Dusun nganti

4. Dusun ngunang

Sebelah Hilir terdiri dari :

5. Dusun kemang

6. Dusun Keban

7. Dusun Sereka

Di kenal dengan nama MARGA SINGA DESA)

Adegan 9

( Dayang Turik Meminta Kakaknya Dipati Syamsuddin Untuk merestui hubungannya dengan Limparan,Dipatipun menyetujuinya,mereka pun hidup damai )

( marga Sanga Desa pun terbentuk setelah Kejadian tersebut yakni kira-kira tahun 1750 dan berakhir secara resmi pada tahun 1984,yang berarti telah berumur kurang lebih 234 tahun,Sanga Desa ( Berarti 9 Desa) yang meliputi dusun-dusun :

1) Dusun Ngulak ‘sebagai Ibu Kota”

2) Dusun Ngunang

3) Dusun Penggage

4) Dusun Jud

5) Dusun Nganti

6) Dusun Air Balui

7) Dusun Terusan

8) Dusun Kemang

9) Dusun Keban )